Dalam artikel ini saya akan membahas topik tentang bagaimana cara mengajar yang baik cara mengajar yang baik dapat dilakukan berdasarkan pedagogi. Apa itu pedagogi?
Pengertian Pedagogik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Kbbi )
Jika kita mencari arti kata pedagogik di kbbi dengan memasukkan kata "pedagogik", maka di kamus online tersebut tidak ada hasilnya. Kita akan mendapatkan hasil pencarian arti kata pedagogik ketika memasukkan kata "pedagogi", karena kata tersebut memuat pedagogik, pedagogis, dan ortopedagogik. Berikut ini hasil pencarian di kbbi :
Pedagogi = ilmu pendidikan; ilmu pengajaran
Pedagogik = bersifat pedagogi; bersifat mendidik
Ortopedagogik = ilmu mendidik yang bertujuan menyembuhkan kelainan psikis, objek didiknya, terutama yang terbelakang mental.
Secara etimologi
Pedagogik berasal dari kata yunani “paedos”, yang berarti anak laki-laki, dan “agogos” artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogic secara harfiah berari pembantu anak laki-laki pada zaman yunani kuno, yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya ke sekolah. Kemudian secara kiasan pedagogik adalah seorang ahli, yang membimbing anak ke arah tujuan hidup tertentu.
Langeveld (1980), membedakan istilah “pedagogik” dengan istilah “pedagogi”. Pedagogik diartikan dengan ilmu pendidikan, lebih menitik beratkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana kita membimbing anak, mendidik anak. Sedangkan istilah pedagogi berarti pendidikan, yang lebih menekankan pada praktek, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan membimbing anak.
2. Cara yang baik untuk mengajar
Kita sebagai guru harus mencari metode pengajaran yang efektif.ada beberapa metode yang dapat direkomendasikan untuk para guru yaitu seperti metode tanya-jawab meliputi perbandingan campuran pendapat. Fakta bahwa banyak penelitian pendidikan tidak mengukur naiknya standar kualitas pengajaran adalah salah satu alasan kenapa kita harus selalu mencoba untuk memperbaiki metode-metode dalam pengajaran.
Ada banyak "bagaimana cara mengajar" manual yang merekomendasikan berbagai bentuk praktik yang baik.untuk analisis konseptual tajam dari makna 'praktik yang baik' melihat robin alexander yang merupakan pelajar dan atas pengalaman dari apa yang bisa salah ketika ide tentang praktik yang baik dan yang tidak tergantung pad bukti yang diperbolehkan untuk mngambil kontrol dalam otoritas pendidikan. Mengajar itu horisontal, bukan vertikal
Sifat mengajar yang horisontal berarti kita sebagai tentor menempatkan diri sama tinggi dengan siswa kita. Kita berbicara sebagai orang yang lebih dahulu tahu, bukan lebih pintar. Kita mentransfer ilmu, bukan memberi ilmu. Kita seringnya mengatakan seperti ini setelah perkenalan:
“Saya berdiri di depan anda sekalian bukan karena saya lebih pintar dari anda, namun hanya karena saya mengenal ilmu ini lebih dahulu daripada anda. Mungkin suatu saat diantara anda sekalian ada yang lebih mengerti ilmu ini daripada saya. Saya berkeyakinan kuat akan hal ini.”
Pernyataan diatas sudah memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih santai dan lebih menikmati kebersamaannya dengan anda. Jika kelas sudah santai dan dinikmati, maka pelajaran mudah diberikan. Dalam memberikan pelajaran, anggaplah kita sedang bercerita tentang pengalaman sehingga ilmu apapun itu tidak terkesan menyeramkan.
Mengajar itu memberikan motivasi
Murid yang termotivasi, tidak mencontek.
Murid yang termotivasi, tidak mencontek.
Dalam mengajar, pastikan selalu memberikan motivasi kepada murid-murid kita. Motivasi bisa dilakukan di seluruh waktu, namun ada waktu-waktu yang terbaik.
Motivasi di pertemuan pertama
Sebagai contoh guru SD , namanya pak Jamari, beliau adalah guru IPA kelas 2. Saat pertemuan pertama, beliau membawa sebuah gambar Thomas Alva Edison dan memajangnya di depan kelas lalu bercerita tentang Thomas Alva Edison. Ketika naik kelas dan melihat guru itu melakukan hal yang serupa pada adik kelas. Ya, setidaknya bagi anak-anak kelas 2 SD, kisah Edison itu inspiratif.
Motivasi pada tengah pelajaran
Kita terbiasa memberikan hadiah bagi mereka yang dapat mengerjakan sesuatu yang kita tugaskan di tengah-tengah pelajaran.Reward itu bisa berupa makanan atau minuman dan terkadang alat tulis. Reward ini bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Mungkin untuk guru sekolah bisa dengan menjanjikan kebebasan pekerjaan rumah bagi yang dapat menjawab pertanyaan. Yah, hal-hal semacam itulah, tergantung bagaimana kreatifitas dan keadaan.
Motivasi di akhir pelajaran
Untuk ini kita mencontoh dari tayangan di TV yang menampilkan kilasan sebelum jeda iklan. Kita terbiasa memberikan preview pelajaran selanjutnya pada bagian yang menarik sebelum kelas berakhir. Hal ini membuat siswa kita menjadi semangat untuk mengikuti kelas kita selanjutnya. Penasaran adalah senjata guru untuk membuat kelasnya menjadi diminati oleh murid-muridnya.
Dan tak lupa, sebagai seorang guru kita haruslah menjadi seseorang yang dapat menyakinkan murid kita bahwa mereka hebat. Kita harus bisa menanamkan kepada mereka bahwa mereka pasti bisa melakukan apa saja asalkan berusaha dengan baik. Hal ini dapat kita tempuh dengan menghindari kalimat-kalimat yang menurunkan keyakinan terhadap diri mereka sendiri. Saya sendiri berpendapat bahwa tidak ada orang bodoh, hanya saja memiliki pemahaman yang berbeda.
Mengajar itu memberikan contoh
Seorang guru pernah mengatakan bahwa “ajarkan apa yang kamu bisa, bukan apa yang kamu tahu”. Maksudnya adalah apa yang kita ajarkan sebaiknya adalah sesuatu yang kita mengerti dan bisa kita lakukan. Lakukan dengan memberikan contoh. Ketika memberikan pelatihan, kita lebih banyak memberikan contoh dan mempraktekkan langsung supaya siswa mengerti dan tidak hanya mengimajinasikan dalam pikiran saja. Oleh karena itu sebagai guru kita harus paham konsep dari suatu hal yang diajarkan. Pemahaman konsep akan membuat kita mudah memberikan contoh apa saja dan memecahkan problematika yang mungkin dihadapi oleh para siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar