Kamis, 29 Desember 2016

Masalah Perkembangan Psikologi Anak Usia Sekolah Dasar




Perkembangan psikologi anak usia sekolah dasar memang merupakan sebuah hal yang sangat disorot, pada masa ini anak akan mendapatkan beragam masalah karena ia baru saja mengenal dunia baru, yaitu dunia sekolah. Anak akan berinteraksi dengan lebih banyak orang yang bisa memajukan atau bahkan memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan psikologinya, berikut adalah beberapa masalah perkembangan psikolgi anak usia sekolah dasar yang mungkin saja terjadi.
1.      Hiperaktif
Ini merupakan sebuah gangguan psikolgi anak yang cukup sering terjadi. Seorang anak akan mendapatkan sebuah gangguan perilaku dimana mereka cenderung bergerak aktif bahkan superaktif didalam rumah atau dilingkungan permainan bersama dengan teman-temannya. Anak-anak yang hiperaktif bisa membahayakan teman-temannya akibat perilaku yang terjadi secara spontan dan tanpa pikir panjang. Oleh karena itu, seorang anak dengan masalah psikologi hiperaktif memerlukan penanganan yang begitu cepat .
2.      Sulit Berkonsentrasi
Apakah anda pernah menemukan anak yang sulit berkonsentrasi ? Tentu saja begitu banyak .anak dengan konsentrasi yang buruk bisa membuatnya kesulitan apabila harus belajar dalam waktu lama dan mengerti mengenai beberapa materi pembelajaran . Mereka cenderung terpengaruh terhadap hal yang ada di sekitarnya sehingga tidak mampu berkonsentrasi maksimal.
3.      Affek dan Stemming ( suasana hati )
Affek merupakan peristiwa psikis dapat diartikan sebagai rasa ketegangan hebat kuat yang timbul dengan tiba-tiba dalam waktu singkat , tidak disadari dan disertai dengan geala-gejala jasmaniah yang hebat pula. Sebagai akibatnya, pribadi yang dihinggapi affek tersebut tidak mengenaln atau tidak menyadari lagi terhadap sesuatu yang diperbuatnya. Penyimpangan perilaku lainnya banyak dilakukan, oleh karena didorong affek yang hebat itu. Affek ini pada umumnya tidak pernah berlangsung lama, Karena sifatnya yang terlalu kuat. Misalnya ketakutan, kemurkaan, kemuakan, ledakan dendam, kebencian yang menyala-nyala, dan lain sebagainya.
Wilhelm Wundt, tokoh psikologi eksperimental dalam analisis introspeksi telah menemukan affek dalam tiga komponen, yakni:
1.      Affek yang disertai perasaaan senang dan tidak senang.
2.      Affek yang menimbulkan kegiatan jiwa atau melemahkan jiwa.
3.      Affek yang berisi penuh ketegangan dan affek penuh mengendorkan.
Stemming atau suasana hati diartikan sebagai suasana hati yang berlangsung agak lama, lebih tenang, berkesinambungan dan ditandai dengan ciri-ciri perasaan senang atau tidak senang. Sebab-sebab suasana hati itu pada umumnya ada didalam bawah sadar, namun ada kalanya, juga disebabkan oleh faktor jasmaniah. Jika suasana ini konstan sifatnya maka peristiwa ini disebut “Humeur”.      
Kondisi lingkungan yang tidak mendukung perkembangan anak yang optimal
a)      Orangtua tidak mendukung keseahteraan fisik dan merangsang pertumbuhan, seperti makanan , kehangatan, dan kasih sayang.
b)      Keadaan yang tidak mendukung kesejahteraan emosional seperti rasa aman, dan rasa percaya diri.
c)      Keadaan yang tidak mengarahkan pada peningkatan kemampuan kemandirian untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan.
Kebutuhan emosional manusia juga perlu dipikirkan apabila kita berusaha memahami anak SD, kebutuhan untuk rasa memiliki, prestasi, keamanan secara ekonomi, cinta dan kasih sayang, dan kebutuhan untuk bebas dari ketakutan dan perasaan sampai taraf tertentu dan kebutuhan untuk peduli dan memahami diri sendiri.
4.      Broken Home
Istilah broken home biasanya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang berantakan dan biasanya anak-anak yang broken home biasanya dikaitkan karena kelalaian orang tua dalam mengurus anaknya. Broken home sangat mengaruh besar pada mental seorang anak. Hal inilah yang mengakibatkan seorang anak jadi tidak ingin berprestasi. Hal ini juga merusak jiwa anak secara perlahan dan membuat mereka menjadi susah diatur, tidak disiplin dan brutal. Mereka juga bisa dibilang menjadi pemicu dari suatu kerusuhan karena mereka ingin mencari simpati dari teman-temanya bahkan dari para guru.
Upaya Masalah Perkembangan Psikologi Anak Usia Sekolah Dasar
Dalam menghadapi perkembangan psikologi anak, pasti akan timbul beberapa masalah. Masalah tersebut yang akan menggangu perkembangan psikologi anak. Hal ini tentu akan membahayakan anak. Berikut beberapa upaya dalam menghadapi masalah perkembangan psikologi anak :
1.      Cara mengatasi anak hiperaktif
Cara mengatasi anak hiperaktif dengan mendidik mereka mempunyai cara yang sangat berbeda dengan cara mendidik anak-anak yang normal. Mengurangi penyebab anak hiperaktif dan cara mengatasinya sala satunya dilakukan dengan cara yang tegas untuk menerapkan disiplin namun tidak dengan tindakan menghukum dengan berlebihan jika si anak salah dalam melakukan satu hal.
2.      Cara mengatasi anak yang sulit barkonsentrasi
Membuat aturan. Jadi, orangtua dan anak bisa duduk bersama untuk membuat aturan yang akan disepakati bersama saat belajar. Kemudian tulis aturan tersebut, dan temple di tempat belajar anak dibagian yangmudah terlihat oleh anak. Dengan demikian , diharaokan nantinya orangtua tidak lagi selalu berteriak untuk mengingatkan karena aturan tersebut diharapkan bisa menjadi “sign” atau rambu-rambu bagi anak tentang perilaku.
3.      Cara mengatasi anak dari suaasan hati
Orangtua bersikap tenang , berbuat sepenuh kasih dan sayang, memahami anak sebagaipribadi yang berkembang atau memiliki potensi. Orangtua yang panikatau malah kebingungan tidak akan bisa menyelesaikan masalah yang terjadi pada anak didik. Guru sebagai pembimbing harus memiliki ketenangan agar dapat mengurangi masalah dengan baik dan mencari jalan keluarnya.guru sebagai pembimbing tidak bisa memaksakan kehendak anak agar mengikuti cara berpikir dan memahami sesuatu sebagai mana harusnya.
4.      Cara mengatasi anak yang broken home
Guru melakukan pendekatan terhadap keluarga anak , memberikan pengertian ,saling berbagi cerita dari hati kehati agar kasih sayang dari ayah dan ibu untuk sang anak teteap ada dan tidak berkurang. Selalu memberikan dorongan dan motivasi pada anak dan jangan segan-segan untuk memberikan pujian, agar anak berpikir positif dan bersemangat dalam proses belajar dan perkembangan psikologis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar