Kamis, 29 Desember 2016

Sifat Pendidikan Sebagai Suatu Ilmu




Pendidikan merupkan salah satu faktor penting yang dapat digunakan merealisasi bakat-bakat yang dibawa manusia sejak lahir (talenta, teori konvergensi), sehinga manusia mempunyai keterampilan yang dapat digunakan untuk menghidupi dirinya (profesi). Bila semua masyarakat mempunyai ketrampilan yang berguna, dapat diharapkan akan muncul masyarakat yang dinamis, efektif dan produktif.sasaran terakhir dari masyarakat yang seperti itu adalah pencapaian cita-cita bangsa sesuai isi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 ayat 1 yaitu “...memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”. Kesejahteraan individu-individu melalui penghasilan yang diperolehnya, sedang penghasilan dapat dicapai bila manusia memiliki ketrampilan dari hasil pendidikannya.
   Ilmu ialah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya dan membahas tentang hal-hal yang dapat diamati (observabel). Pada dasarnya, semua ilmu dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Ilmu Murni : Ilmu yang membahas/mendalami ilmu itu sendiri. Dalam pendidikan ilmu murni akan tampak dari adanya usaha membahas teori – teori pendidikan secara dalam (sampai
tingkat elementer-atomistik)
b. Ilmu Terapan : Ialah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses kehidupan (sebagai alat yang memudahkan kehidupan). Dalam kegiatan proses pendidikan menggunakan bantuan teori dan pendidikan dalam mengatasi masalah – masalah anak didik tidak terkecuali pendidikan memerlukan ilmu murni lain seperti : psokologi, matematika, biologi, untuk proses pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa ilmu pendidikan tidak dapat berdiri sendiri.
Sifat-Sifat Pendidikan sebagai Suatu Ilmu
         Normatif, memiliki ciri – ciri dasar/aturan yang mendukung aturan – aturan dasar yang sudah baku. Contoh : melestarikan budaya bangsa melalui pembinaan budaya – budaya daerah yang bersifat positif.
         Deskriptif : menggambarkan seluruh peristiwa belajar dengan tepat/tidak dimanipulasi dari mulai siapa siswa, apa yang telah diajarkan sampai nilai yang diberikan harus betul – betul menggambarkan perolehan hasil belajar anak.
         Teoritis, mengkaji bidang keilmuannya secara luas (profesional) sampai hal – hal yang sekecil – kecilnya (atomistik).
         Praktis/terapan, teori – teori yang dikaji digunakan untuk melancarkan proses pendidikan.

a)      Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Deskriptif-Normatif
Nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam pandangan manusia itulah yang dijadiakn norma atau kriteria untuk mendidik. Norma ini biasanya tergambar dalam rumusan tujuan pendidikannya. Ilmu pendidiakn diarahkan pada perbuatan mendidik yang bertujuan, sedangkan nilai merupakan ukuran bersifat normatis, sehingga ditegaskan bahwa ilmu pendidikan bersifat deskriptif-normatif.
b)      Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Teoretis dan Praktis-Pragmatis

Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu unsur input, unsur proses usaha itu sendiri, dan output.Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai  unsur-unsur tujuan sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur atau jenjang, kurikulum dan fasilitas. Setiap sistem pendidikan ini saling mempengaruhi.
      Definisi sistem yang terkait dengan pendidikan nasional tercantum dalam UU No.20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa ”Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam suatu system terdapat :
1.      Komponen yang dapat dikenali
2.      Komponen saling terkait secara teratur
3.      Komponen saling ketergantungan satu sama lain
4.      Mekanisme antar saling komponen terkait dan merupakan satu kesatuan organisasi
5.      Kesatuan organisasi berfungsi dalam mencapai tujuan.
Pada umumnya, system dibedakan menjadi dua macam, yaitu sistem terbuka ( system berhubungan dengan lingkunganya, komponen dibiarkan berhubunagn dengan komponen luar) dan sistem tertutup (semua komponen terisolasi dai pengaruh luar).
Proses pendidikan berlangsung jika komponen dalam system bergerak dan saling terkait. Selain itu, hubungannya harus bersifat fungsional dan merupakan satu kesatuan dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, setiap komponen yang terdapat di daam sistem pendidikan seluruhnya harus dapat berfungsi sesuai porsinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar