Jumat, 16 Desember 2016

Pendidikan



PENGERTIAN PENDIDIKAN
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, didalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.
Sekedar memperjelas pengertiannya, berikut ini kita kutipbeberapa definisi :
1. Menurut Carter Education berarti :
·         Proses perkembangan pribadi
·         Proses sosial
·         Profesional cources
·         Seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang diwarisi/dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa.
2. Menurut buku “HigherEducation for American Democracy”
Education is an institution of civilized society, but thepurposes of education are not the same in all societies. An educational system finds its the guiding principles and ultimate goals in the aims and philosophy of the social order in wich it functions (11 : 5). Pendidikan ialah satu lembaga dalam tiap-tiap masyarakat yang beradab, tetapi tujuan pendidikan tidaklah sama dalam setiap masyarakat. Sistem pendidikan suatu masyarakat (bangsa) dan tujuan-tujuan pendidikannya didasarkan atas prinsip-prinsip (nilai-nilai), cita-cita dan filsafat yang berlaku dalam suatu masyarakat (bangsa).
Dari uraian di atas dapat kita kemukakan kesimpulan sebagai berikut :
·         Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani (panca indra serta ketrampilan-ketrampilan).
·         Pendidikan berarti juga lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi : keluarga, sekolah dan masyarakat (negara).
·         Pendidikan merupakan pula hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya. Pendidikan dalam arti ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai satu kesatuan.
Sifat Pendidikan Sebagai Suatu Ilmu
Pendidikan merupkan salah satu faktor penting yang dapat digunakan merealisasi bakat-bakat yang dibawa manusia sejak lahir (talenta, teori konvergensi), sehinga manusia mempunyai keterampilan yang dapat digunakan untuk menghidupi dirinya (profesi). Bila semua masyarakat mempunyai ketrampilan yang berguna, dapat diharapkan akan muncul masyarakat yang dinamis, efektif dan produktif.sasaran terakhir dari masyarakat yang seperti itu adalah pencapaian cita-cita bangsa sesuai isi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 ayat 1 yaitu “...memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”. Kesejahteraan individu-individu melalui penghasilan yang diperolehnya, sedang penghasilan dapat dicapai bila manusia memiliki ketrampilan dari hasil pendidikannya.
   Ilmu ialah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya dan membahas tentang hal-hal yang dapat diamati (observabel). Pada dasarnya, semua ilmu dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Ilmu Murni : Ilmu yang membahas/mendalami ilmu itu sendiri. Dalam pendidikan ilmu murni akan tampak dari adanya usaha membahas teori – teori pendidikan secara dalam (sampai
tingkat elementer-atomistik)
b. Ilmu Terapan : Ialah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses kehidupan (sebagai alat yang memudahkan kehidupan). Dalam kegiatan proses pendidikan menggunakan bantuan teori dan pendidikan dalam mengatasi masalah – masalah anak didik tidak terkecuali pendidikan memerlukan ilmu murni lain seperti : psokologi, matematika, biologi, untuk proses pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa ilmu pendidikan tidak dapat berdiri sendiri.
Sifat-Sifat Pendidikan sebagai Suatu Ilmu
         Normatif, memiliki ciri – ciri dasar/aturan yang mendukung aturan – aturan dasar yang sudah baku. Contoh : melestarikan budaya bangsa melalui pembinaan budaya – budaya daerah yang bersifat positif.
         Deskriptif : menggambarkan seluruh peristiwa belajar dengan tepat/tidak dimanipulasi dari mulai siapa siswa, apa yang telah diajarkan sampai nilai yang diberikan harus betul – betul menggambarkan perolehan hasil belajar anak.
         Teoritis, mengkaji bidang keilmuannya secara luas (profesional) sampai hal – hal yang sekecil – kecilnya (atomistik).
         Praktis/terapan, teori – teori yang dikaji digunakan untuk melancarkan proses pendidikan.

a)      Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Deskriptif-Normatif
Nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam pandangan manusia itulah yang dijadiakn norma atau kriteria untuk mendidik. Norma ini biasanya tergambar dalam rumusan tujuan pendidikannya. Ilmu pendidiakn diarahkan pada perbuatan mendidik yang bertujuan, sedangkan nilai merupakan ukuran bersifat normatis, sehingga ditegaskan bahwa ilmu pendidikan bersifat deskriptif-normatif.
b)      Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Teoretis dan Praktis-Pragmatis

Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu unsur input, unsur proses usaha itu sendiri, dan output.Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai  unsur-unsur tujuan sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur atau jenjang, kurikulum dan fasilitas. Setiap sistem pendidikan ini saling mempengaruhi.
      Definisi sistem yang terkait dengan pendidikan nasional tercantum dalam UU No.20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa ”Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam suatu system terdapat :
1.      Komponen yang dapat dikenali
2.      Komponen saling terkait secara teratur
3.      Komponen saling ketergantungan satu sama lain
4.      Mekanisme antar saling komponen terkait dan merupakan satu kesatuan organisasi
5.      Kesatuan organisasi berfungsi dalam mencapai tujuan.
Pada umumnya, system dibedakan menjadi dua macam, yaitu sistem terbuka ( system berhubungan dengan lingkunganya, komponen dibiarkan berhubunagn dengan komponen luar) dan sistem tertutup (semua komponen terisolasi dai pengaruh luar).
Proses pendidikan berlangsung jika komponen dalam system bergerak dan saling terkait. Selain itu, hubungannya harus bersifat fungsional dan merupakan satu kesatuan dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, setiap komponen yang terdapat di daam sistem pendidikan seluruhnya harus dapat berfungsi sesuai porsinya.

Unsur-Unsur dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan
1.      Peserta Didik
Pandangan terhadap peserta didik kini telah mengalami banyak perubahan. Artinya peserta didik tidak lagi dianggap sebagai sosok yang pasif menerima informasi yang datang dari pendidik belaka. Era global secara sadar atau tidak telah mempengaruhi peserta didik yang senantiasa mendapat masukan dari berbagai pihak. Persamaan usia dan tingkat kelas peserta didik belum tentu menyamakan pengetahuan mereka. Perbedaan ini terjadi karena adanya konteks lingkungan yang berbeda. Perbedaan konteks belajar mempengaruhi perkembangan individual peserta didik. 
2.      Pendidik
Pendidik pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pendidik menurut kodrat (pendidik kodrati) yang dalam hal ini adalah orang tua dan pendidik menurut jabatan (pendidik profesi) yaitu guru.
Hubungan edukatif antara orang tua dengan anaknya mengandung dua unsur, yaitu unsur kasih sayang pendidik terhadap anaknya dan unsure jesadaran tanggung jawab dari pendidik untuk menuntun perkembangan anak. Guru sebagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab mendidik dari tiga pihak, yaitu oranng tua, masyarakat, dan Negara. Seorang pendidik harus mengenal alat pendidikan yang normatif yang dibedakan menjadi dua, yaitu alat pendidikan preventif ( bersifat mencegah ) dan alat pendidikan represif/kuratif/korektif/(perbaikan). 
3.      Tujuan
              Setiap kegiatan pendidikan baik di dalam lingkungan  keluarga, sekolah dan masyarakat tentu memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Misal pada peserta didik mengalami perkembangan. Pendidik memiliki tujuan agar peserta didik pandai berbicara, membaca dan menulis, berhitung dan sebagainya, bertambah cerdas, rajin, teliti, berani dan sebagainya, berbudi pekerti luhur, cinta bangsa dan tanah air dan sebagainya.
      Menurut Langeveld dalam bukunya Beknopte Theoretische Paedagogik dibedakan adanya berbagai macam tujuan pendidikan, sebagai berikut :
a)      Tujuan Umum / universal / tujuan lengkap / tujuan akhir / sempurna
Menjadi tujuan orang tua / pendidik, berakar dari tujuan hidup, berhubungan dengan pandangan tentang hakikat manusia.
b)      Tujuan tidak sempurna, menyangkut segi-segi tertentu
c)      Tujuan sementara
d)     Tujauan Perantara/intermediair
Tujuan ini ditentukan dalam rangka mencapai tujuan sementara/
e)      Tujuan Insidental
Merupakan peristiwa-peristiwa yang terlepas saat demi saat dalam proses menuju tujuan umum.
f)       Tujuan Khusus
4.      Isi Pendidikan
Yaitu segala sesuatu yang oleh pendidik langsung diberikan kepada peserta didik dan diharapkan dapat dikuasai dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Maka ada syarat pemilihan materi pelajaran, diantaranya:
a)      Materi harus sesusai tujuan pendidikan
b)      Materi sesuai dengan peserta didik.

5.      Metode
Peristiwa pendidikan ditandai adanya interaksi edukatif. Agar interaksi yang terjadi dapat berlangsng secara edukatif, efisien, dan efektif dalam mencapai tujuan, maka diperlukan metode tepat. Metode pada dasarnya berfungsi sebagai alat mencapai tujuan. Sebagai tolak ukur baik tidaknya metode diperlukan kriterium.

6.      Lingkungan
 Seperti yang sudah dijelaskan dalam unsur peserta didik di atas, bahwa peserta didik yang relatif memiliki usia dan tingkat kelas sama bisa memiliki tingkat pengetahuan berbeda. Perbedaan ini terjadi karena adanya konteks lingkungan yang berbeda, yaitu :
Ø   Lingkungan pendidikan tempat belajar peserta didik bersifat aksidental (kebetulan) dan insidental (kadang-kadang), sehingga menyebabkan peserta didik tidak terprogram dalam belajarnya
Ø  Lingkungan pendidikan tempat belajar peserta didik terprogram secara intensional, sengaja atau dikehendaki, sehingga peserta didik lebih siap dalam belajar
Ø  Lingkungan pendidikan tempat belajar peserta didik terprogram sesuai dengan yang telah ditetapkan
Ø  Lingkungan pendidikan tempat pelajar peserta didik sangat optimal dan ideal, sehingga peserta didik dapat melakukan cara-cara belajar sebagaimana yang diharapkan. Konteks belajar seperti ini menyebabkan peserta didik mampu berkembang secara kreatif dan optimal.
Sebagai salah satu usur pendidikan, situasi lingkungan secara potensial dapat menunjang dan menghambat usaha pendidikan, dapat juga sebagai sumber belajar yang direncanakan ataupun yang dimanfaatkan pendidik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar