Dalam penelitian ini peniliti
menggunakan tiga metode pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan
dokumentasi.Berikut penjelasan mengenai tiga metode pengumpulan data tersebut.
1. Wawancara
Wawancara
(bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan
antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara.
Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi
yang tepat dari narasumber yang terpercaya. Wawancara dilakukan dengan cara
penyampaian sejumlah pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber.
Ankur Garg, seorang psikolog menyatakan
bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang
mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu posisi, jurnalis,
atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang kepribadian seseorang ataupun
mencari informasi.
a.
Jurnalistik
Dalam bidang
jurnalistik wawancara menjadi salah satu cara mendapatkan informasi bahan berita. Wawancara
biasanya dilakukan oleh satu atau dua orang wartawan dengan
seseorang atau sekelompok orang yang menjadi sumber berita (narasumber).
Lazimnya dilakukan atas permintaan atau keinginan wartawan yang bersangkutan.Sedangkan
dalam jumpa pers atau konferensi pers, wawancara
biasanya dilaksanakan atas kehendak sumber berita.
b.
Bentuk wawancara
Bentuk-bentuk
wawancara antara lain:
1)
Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
2) Wawancara
dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
4) Wawancara
pribadi.
5) Wawancara
dengan banyak orang.
6) Wawancara
dadakan / mendesak.
7)
Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai
seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.
Sukses
tidaknya wawancara selain ditentukan oleh sikap wartawan juga ditentukan oleh
perilaku, penampilan, dan sikap wartawan. Sikap yang baik biasanya mengundang
simpatik dan akan membuat suasana wawancara akan berlangsung akrab alias
komunikatif. Wawancara yang komunikatif dan hidup ikut ditentukan oleh
penguasaan permasalahan dan informasi seputar materi topik pembicaraan baik
oleh nara sumber maupun wartawan.
c.
Jenis-Jenis wawancara
Ditinjau dari
segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
·
Wawancara bebas
Dalam
wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada responden, namun
harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang
diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak
terkendali.
·
Wawancara terpimpin
Dalam
wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang
lengkap dan terinci.
·
Wawancara bebas terpimpin
Dalam
wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas dengan
wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa
pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara garis besar.
d.
Sikap-Sikap yang Harus Dimiliki Pewawancara
Saat
melakukan wawancara, pewawancara harus dapat menciptakan suasana agar tidak
kaku sehingga responden mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk
itu, sikap-sikap yang harus dimiliki seorang pewawancara adalah sebagai
berikut:
·
Netral; artinya, pewawancara tidak berkomentar
untuk tidak setuju terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena
tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden, baik yang
menyenangkan atau tidak.
·
Ramah; artinya pewawancara menciptakan
suasana yang mampu menarik minat si responden.
·
Adil; artinya pewawancara harus bisa
memperlakukan semua responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan
sopan kepada semua responden bagaimanapun keberadaannya.
·
Hindari ketegangan; artinya, pewawancara harus dapat
menghindari ketegangan, jangan sampai responden sedang dihakimi atau diuji.
Kalau suasana tegang, responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan
meminta pewawancara untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu
mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah.
2.
Observasi
Pengertian
Observasi adalah Proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai
gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini menjadi salah satu dari teknik
pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, yang direncanakan dan
dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas) dan
kesahihannya (validitasnya).
Observasi
merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses proses psikologis dan
biologis. Dalam menggunakan teknik observasi, hal terpenting yang harus
diperhatikan ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan si peneliti.
Ada 2 indra
yang diutamakan di dalam melakukan pengamatan, yaitu telinga dan mata. Kedua
indra tersebut harus benar-benar sehat. Dalam melakukan pengamatan, mata lebih
dominan dibandingkan dengan telinga. Mata ini memiliki kelemahan yaitu mudah
letih. Untuk mengatasi kelemahan yang bersifat biologis tersebut, maka perlu
melakukan hal-hal berikut.
a.
Dengan menggunakan kesempatan yang lebih banyak untuk
melihat data-data.
b.
Dengan menggunakan orang lain untuk turut sebagai
pengamat (observers).
c.
Dengan mengambil data-data sejenis lebih banyak.
Usaha-usaha
untuk mengatasi kelemahan yang bersifat psikologis, yaitu :
a.
Dengan meningkatkan daya penyesuaian (adaptasi).
b.
Dengan membiasakan diri.
c.
Dengan rasa ingin tahu.
d.
Dengan mengurangi prasangka.
e.
Dengan memiliki proyeksi.
Dalam
observasi diperlukan ingatan terhadap observasi yang telah dilakukan sebelumnya.
Karena manusia memiliki sifat pelupa, maka diperlukan catatan-catatan (check-list),
alat-alat elektronik seperti kamera, video dan sebagainya; lebih banyak
menggunakan pengamat; memusatkan perhatian pada data-data yang relevan;
mengklasifikasikan gejala dalam kelompok yang tepat; menambah bahan persepsi
mengenai objek diamati.
Alat bantu yang
dipergunakan di dalam observasi antara lain, yaitu daftar riwayat kelakuan (anecdotal
record); catatan berkala; daftar catatan (check list); rating
scale, yaitu pencatatan gejala menurut tingkatannya; alat-alat optik
elektronik.
Tingkat
kecermatan observasi sangatlah dipengaruhi oleh faktor prasangka dan
keinginan observe; terbatasnya kemampuan pancaindra dan ingatan; terbatasnya
wilayah pandang, yaitu kecenderungan observe menaruh perhatian dengan
membandingkannya kepada kejadian lainnya; kemampuan observer dalam menangkap
hubungan sebab akibat; kemampuan menggunakan alat bantu; ketelitian pencatatan;
pengertian observer terhadap gejala yang diukur.
Jenis Jenis Observasi
Jenis jenis
observasi, sebagai berikut :
1)
Jenis Observasi Partisipasi
Pengertian
Observasi Partisipasi adalah observasi yang dilakukan dengan observer terlibat
langsung secara aktif dalam objek yang diteliti. Keadaan yang sebaliknya
disebut nonobservasi partisipasi. Sedangkan kehadiran observer yang
berpura-pura disebut kuasi observasi partisipasi.
2)
Jenis Observasi Sistematis atau Observasi Berkerangka
Pengertian
Observasi Sistematis adalah observasi yang sudah ditentukan terlebih dahulu
kerangkanya. Kerangka tersebut memuat faktor-faktor yang akan diobservasi
menurut kategorinya.
3)
Jenis Observasi Eksperimen
Pengertian
Observasi Eksperimen adalah observasi yang dilakukan terhadap situasi yang
disiapkan sedemikian rupa untuk meneliti sesuatu yang dicobakan.
3.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah
sebuah cara yang dilakukan untuk menyediaan dokumen-dokumen
dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan
sumber-sumber informasi khusus dari
karangan/ tulisan, wasiat, buku, undang-undang, dan sebagainya.
Dalam artian umum dokumentasi merupakan sebuah pencarian, penyelidikan,
pengumpulan, pengawetan, penguasaan, pemakaian dan penyediaan dokumen.
Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan keterangan dan penerangan
pengetahuan dan bukti. Dalam hal ini termasuk kegunaan dari arsipperpustakaan dan kepustakaan. Dokumentasi biasanya juga
digunakan dalam sebuah laporan pertanggung jawaban dari sebuah acara yang pada
umumnya berisikan sebagai berikut:
a.
Penjelasan Singkat Tentang Acara, Misalnya: Tanggal,
tempat, waktu pelaksanaan, dll.
c. Informasi
tentang Kepanitiaan.
d. Jadwal acara
yang telah terencana.
f. Materi
acara.
Dalam
pendokumentasian sebuah acara berbeda dengan pendokumentasian sebuah perjalanan
ketika sedang berlibur, dalam hal ini pendokumentasian perjalanan bisa
menggunakan foto, blog atau bahkan vlog. Kemudian jika dapat dikemas dengan baik dokumentasi perjalanan bisa di
jadikan sebuah novel perjalanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar